Portal Olahraga Terupdate – Xabi Alonso sedang menghadapi ujian besar dalam perjalanannya sebagai pelatih Real Madrid. Setelah sempat mencuri perhatian lewat start impresif di awal musim, performa Los Blancos perlahan mengalami penurunan yang memicu tekanan besar, khususnya dari publik Santiago Bernabeu yang di kenal menuntut kesempurnaan.
Sebagai klub dengan standar tertinggi di Eropa, setiap hasil kurang memuaskan langsung memunculkan spekulasi. Tak terkecuali soal masa depan Alonso, yang mulai di sorot seiring inkonsistensi hasil di kompetisi domestik maupun Eropa.
Di tengah situasi tersebut, mantan gelandang timnas Spanyol, Cesc Fabregas, angkat bicara dan mengungkap faktor krusial yang di nilainya menjadi sumber utama kesulitan Alonso di Real Madrid.
Awal Musim Impresif yang Berujung Tekanan
Xabi Alonso sebenarnya memulai kiprahnya di kursi pelatih Real Madrid dengan sangat menjanjikan sejak di tunjuk pada Mei lalu. Dalam periode awal, ia sukses membawa Madrid meraih 13 kemenangan dari 14 pertandingan di semua kompetisi.
Sejumlah kemenangan besar atas tim-tim kuat seperti Villarreal, Barcelona, dan Marseille membuat atmosfer tim terlihat ideal. Namun, performa tersebut tak bertahan lama. Madrid kemudian hanya mampu mencatat lima kemenangan dari 11 laga berikutnya.
Hasil imbang melawan Rayo Vallecano, Elche, dan Girona di manfaatkan Barcelona besutan Hansi Flick untuk mengambil alih puncak klasemen La Liga. Situasi ini membuat tekanan terhadap Alonso semakin meningkat.
Tak hanya di kompetisi domestik, Madrid juga kesulitan di Liga Champions. Kekalahan dari Liverpool dan Manchester City membuat mereka terpuruk di posisi ketujuh klasemen fase liga, jauh dari ekspektasi publik Bernabeu.
Vinicius, Mbappe, dan Ketegangan di Ruang Ganti
Selain masalah hasil pertandingan, Alonso juga harus mengelola dinamika rumit di ruang ganti yang dipenuhi pemain bintang. Kylian Mbappe menjadi pusat perhatian berkat performa gemilangnya, dengan koleksi 29 gol dari 24 pertandingan di semua ajang.
Sebaliknya, Vinicius Junior mengalami peran yang naik turun. Pemain asal Brasil tersebut beberapa kali tidak menjadi pilihan utama, dan situasinya memanas ketika ia di tarik keluar dalam kemenangan 2-1 atas Barcelona pada laga El Clasico Oktober lalu.
Cuplikan siaran DAZN memperlihatkan Vinicius meluapkan emosinya kepada Alonso, mencerminkan rasa frustrasi karena merasa tersisih. Meski demikian, Vinicius kemudian menyampaikan permintaan maaf kepada para pendukung Real Madrid.
Alonso pun menegaskan bahwa hubungan profesionalnya dengan sang winger tetap berjalan dengan baik dan tidak terganggu oleh insiden tersebut.
Pengakuan Fabregas soal Ego Pemain Madrid
Cesc Fabregas menilai bahwa tantangan terbesar Xabi Alonso terletak pada sulitnya mengelola ruang ganti Real Madrid yang dipenuhi pemain berstatus bintang. Menurutnya, hampir semua pemain merasa layak untuk selalu bermain.
Dalam sebuah dokumenter yang membahas karier Alonso, Fabregas menyoroti kualitas individu skuad Madrid yang luar biasa. Ia menilai setiap pemain merasa memiliki kemampuan untuk menjadi pembeda di lapangan.
Fabregas juga menekankan bahwa nilai transfer tinggi dan status sebagai pemain tim nasional membuat pengelolaan ego menjadi pekerjaan paling berat bagi seorang pelatih di klub sebesar Real Madrid.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Pepe Reina, mantan rekan Alonso di Liverpool dan timnas Spanyol. Reina menyebut bahwa mengatur ruang ganti dengan karakter seperti itu bukan tugas mudah, meski ia memuji Alonso sebagai sosok yang tegas, jujur, dan berani berbicara terbuka kepada pemainnya.
Sumber: Bola.net

