Alessandro NestaAlessandro Nesta

Portal Olahraga Terupdate – Siapa sangka, di balik kesuksesan besar Alessandro Nesta bersama AC Milan, tersimpan kisah yang begitu emosional dan penuh ironi. Dalam sebuah podcast baru-baru ini, bek legendaris Italia itu mengaku bahwa kepindahannya ke Milan pada tahun 2002 bukanlah keputusan yang datang dari hatinya sendiri.

Nesta menjelaskan bahwa transfer tersebut terjadi karena krisis finansial yang melanda Lazio, klub tempat ia tumbuh dan menjadi ikon. Ia bahkan menyebut enam bulan pertamanya di San Siro sebagai periode tersulit dalam kariernya.

“Saya sebenarnya tidak ingin bergabung dengan Milan,” ujar Nesta dalam siniar BSMT. “Enam bulan pertama di sana sangat berat dan penuh tekanan.”

Enam Bulan Pertama yang Penuh Perjuangan

Adaptasi bukan hal mudah bagi pemain yang begitu melekat dengan tanah kelahirannya, Roma. Nesta mengaku bahwa kerinduan terhadap kampung halaman menjadi alasan utama mengapa ia sulit merasa nyaman di Milan.

Ia menggambarkan dirinya dan orang-orang Roma pada umumnya sebagai sosok yang tertutup dan sulit beradaptasi di lingkungan baru.

“Saya merindukan Roma, saya merindukan segalanya di sana,” katanya. “Kami, orang Roma, memang seperti itu — sulit membuka diri di tempat asing.”

Meski begitu, waktu membuktikan bahwa proses adaptasi tersebut akhirnya berbuah manis. Perlahan, Nesta menjadi salah satu pilar penting dalam era keemasan AC Milan di bawah asuhan Carlo Ancelotti.

Menolak Juventus, Namun Berharap ke Inter

Sebelum kisah transfer ke Milan terjadi, Nesta sudah lebih dulu menjadi incaran klub-klub besar Serie A. Juventus adalah tim pertama yang mencoba mendatangkannya dari Lazio. Namun, dengan tegas ia menolak tawaran tersebut.

Yang menarik, justru Inter Milan menjadi klub yang sangat diinginkannya saat itu. Bahkan, ia mengaku bahwa transfer ke Inter sebenarnya hampir terealisasi.

“Beberapa bulan sebelumnya, Juventus datang menawarkan kontrak, tapi saya tidak tertarik,” kenang Nesta.
“Setelah itu, seharusnya saya pindah ke Inter. Itu rencana awal saya.”

Sayangnya, situasi keuangan Lazio membuat keputusan berada di luar kendalinya. Klub menjualnya ke AC Milan untuk menyeimbangkan neraca keuangan.

Prediksi yang Meleset, Takdir yang Membawa Kejayaan

Keinginan Nesta untuk pindah ke Inter ternyata didasari keyakinan kuat bahwa klub tersebut akan bangkit setelah tragedi “5 Mei”, ketika Inter kehilangan gelar Serie A di hari terakhir musim.

Namun, takdir berkata lain.
Di saat ia terpaksa bergabung dengan Milan—tim yang semula tidak ia pilih—keberuntungan justru berpihak padanya.

“Saya tidak mau ke Milan karena yakin Inter akan juara tahun berikutnya,” ungkap Nesta.
“Tapi justru sebaliknya, saya menjuarai Liga Champions di musim pertama saya di Milan.”

Ironi itu kini menjadi bagian tak terlupakan dalam sejarah kariernya. Dari rasa enggan, ia justru menemukan puncak kejayaan—menjadi juara Eropa bersama klub yang awalnya tidak ia inginkan.

Kesimpulan: Takdir Lebih Kuat dari Rencana

Kisah Alessandro Nesta mengajarkan bahwa dalam sepak bola, seperti halnya kehidupan, tidak semua yang tidak kita inginkan berakhir buruk. Terkadang, keputusan yang tampak pahit justru menjadi gerbang menuju kejayaan.

Dari seorang pemain yang enggan pindah ke Milan, Nesta berubah menjadi ikon pertahanan dan legenda Rossoneri—membuktikan bahwa takdir memang punya cara sendiri untuk menulis cerita besar.

Sumber: Bola.net