Paul ScholesPaul Scholes

Portal Olahraga Terupdate – Kehadiran Ruben Amorim sebagai pelatih Manchester United membawa perubahan signifikan dalam pendekatan permainan tim. Identitas yang ia bangun di klub sebelumnya coba di transfer ke Old Trafford, termasuk keberanian mengubah struktur dasar permainan.

Amorim memilih meninggalkan pakem lama empat bek yang telah menjadi ciri khas Manchester United selama bertahun-tahun. Sebagai gantinya, ia memperkenalkan formasi tiga bek tengah yang dipadukan dengan peran wing-back aktif.

Meski secara hasil sempat terlihat menjanjikan, pendekatan ini memunculkan tanda tanya besar. Banyak pihak menilai gaya bermain tersebut terasa asing dan tidak mencerminkan DNA sepak bola Manchester United.

Salah satu sosok yang paling vokal menyuarakan ketidaksetujuan adalah Paul Scholes. Mantan gelandang andalan Setan Merah itu menilai perubahan tersebut terlalu jauh dari nilai-nilai yang selama ini di pegang klub.

Paul Scholes Nilai Permainan MU Kehilangan Roh

Dalam pandangan Paul Scholes, sistem yang di terapkan Ruben Amorim justru mereduksi karakter utama Manchester United. Ia menilai permainan tim menjadi kaku dan kurang memberikan hiburan bagi para pendukung.

Scholes menekankan bahwa United identik dengan keberanian menyerang, permainan cepat, serta aksi individu yang mampu memancing antusiasme publik. Elemen-elemen tersebut, menurutnya, kini sulit di temukan di lapangan.

Ia juga mengkritik minimnya inisiatif menyerang dari sektor sayap serta kurangnya tembakan langsung ke arah gawang lawan. Hal-hal yang dahulu menjadi ciri permainan Setan Merah seolah menghilang.

“Menurut saya, pelatih saat ini belum benar-benar memahami apa itu Manchester United. Klub ini selalu tentang keberanian, mengambil risiko, dan memberi hiburan kepada penonton,” ujar Scholes dalam siniar The Good, The Bad, The Football.

“Dulu ada pemain sayap yang berani duel satu lawan satu, banyak tembakan, dan skill. Sekarang hampir tidak terlihat,” tambahnya.

Manajemen Klub Tak Luput dari Sorotan

Kritik Scholes tidak berhenti pada sosok Ruben Amorim. Ia juga mempertanyakan arah kebijakan manajemen Manchester United, termasuk keputusan para petinggi klub dalam menentukan pelatih.

Menurut Scholes, penunjukan Amorim mencerminkan kurangnya pemahaman mendalam terhadap sejarah dan filosofi klub. Sistem yang sukses di satu klub, seperti Sporting Lisbon, dinilai tidak bisa begitu saja di terapkan di lingkungan berbeda seperti Old Trafford.

Ia menegaskan bahwa Manchester United secara historis selalu mengandalkan formasi empat bek, bahkan jauh sebelum era Sir Alex Ferguson. Bagi Scholes, perubahan ke tiga bek bukan hanya persoalan taktik, melainkan menyangkut identitas klub.

“Orang-orang di level atas mungkin hebat dalam pekerjaan mereka, tetapi itu tidak otomatis membuat mereka memahami Manchester United,” ucap Scholes.

“United sejak dulu bermain dengan empat bek. Itu sudah menjadi bagian dari filosofi klub. Mengubahnya berarti mengubah karakter yang sudah terbentuk selama puluhan tahun,” pungkasnya.

Sumber: Bola.net