Portal Olahraga Terupdate – Musim pertama Jose Mourinho bersama Fenerbahce tidak berakhir dengan trofi, tetapi jelas meninggalkan kesan. Alih-alih kisah juara, publik justru disuguhi rangkaian kontroversi yang terus membayangi langkah sang pelatih. Mulai dari adu argumen sengit dengan wasit, dugaan komentar rasis, hingga aksi nyeleneh di tepi lapangan—semua membuat nama Mourinho terus berada di headline media Turki.
Dukungan Klub yang Tak Biasa
Meski nihil gelar, Fenerbahce tidak serta-merta memutus kerja sama. Mourinho tetap dipercaya menukangi tim untuk musim berikutnya, menjadikannya pelatih pertama dalam 43 tahun terakhir yang bertahan meski gagal menjuarai Super Lig. Keputusan ini menandakan bahwa proyek jangka panjang Mourinho mendapat tempat penting dalam rencana klub.
Bocoran WhatsApp yang Menggegerkan
Di balik perpanjangan kontrak Mourinho, sepak bola Turki justru di guncang skandal lain. Sebuah tangkapan layar percakapan WhatsApp dari internal Komite Disiplin TFF bocor ke publik. Dalam pesan yang dikutip banyak media, terdapat kalimat bernada ancaman: “Musim depan, dia akan merasakan akibatnya.” Meskipun tidak di sebut nama, publik segera mengaitkannya dengan Jose. Reaksi pun meledak. Akibat tekanan publik, seluruh jajaran komite termasuk presidennya, Celal Nuri Demirturk, memilih mundur.
Respons Fenerbahce: Tak Mau Diam
Menanggapi skandal tersebut, Fenerbahce langsung bergerak. Mereka melayangkan protes resmi dan mengecam sikap tidak netral yang tercermin dari isi percakapan bocor itu. Sekretaris Jenderal klub, Burak Kizilhan, menilai kejadian ini mencoreng integritas olahraga dan meminta penyelidikan di lakukan secara terbuka. Klub menegaskan, dunia olahraga tidak boleh di racuni oleh mentalitas dendam atau kebencian personal.
Mourinho dan Tuduhan Rasisme
Ketegangan kembali meningkat saat Mourinho di laporkan melontarkan komentar rasis kepada pemain cadangan Galatasaray: “Mereka melompat seperti monyet.” Ucapan itu langsung menuai reaksi keras dari lawan, dan TFF menjatuhkan sanksi berat—empat laga larangan mendampingi tim dan denda senilai Rp745 juta. Meski hukumannya sempat dikurangi setelah banding, Mourinho malah menggugat balik Galatasaray atas tuduhan pencemaran nama baik.
Aksi Cubit dan Akhir Musim yang Panas
Sebagai penutup, Mourinho kembali menjadi sorotan dalam kekalahan Fenerbahce di perempat final Turkish Cup. Dalam laga panas kontra Galatasaray, ia mencubit hidung pelatih Okan Buruk dari belakang gestur yang memicu keributan dan berujung sanksi larangan tiga pertandingan.
Namun terlepas dari semua drama, Fenerbahce tetap memilih Mourinho. Musim depan akan jadi babak lanjutan entah sebagai ajang penebusan, atau lanjutan dari kisah penuh konflik yang belum menemukan titik akhir.
Sumber :Bolanet